Tuesday, February 19, 2008

Sekolah tak Bisa Tangkal Situs Porno

JAKARTA -- Situs porno yang menyebar di dunia maya ternyata menjadi ancaman serius bagi dunia pendidikan. Bahkan sekolah yang menjadi tempat siswa mempelajari dan mempraktikan internet tak bisa menangkal serangan situs amoral tersebut. ''Sekolah jelas tak bisa menangkal karena ada 1,3 miliar halaman situs porno yang tersedia lewat jaringan internet,'' ungkap Romy Satria Wahono, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada acara diskusi bertajuk 'Siapkah Sekolah Menerima Internet?' di Jakarta, Kamis (27/12). Dia melanjutkan, 60 persen dari sekitar satu miliar pengguna internet di dunia membuka situs porno saat berselancar di dunia maya. Hal yang lebih mengagetkan, 70 persen pengguna internet di dunia adalah anak berusia belasan tahun. Ini berarti anak-anak usia sekolah yang menggunakan internet sangat rentan dengan godaan membuka halaman situs porno saat mereka mengakses internet. Menurut Romy, data dan fenomena tersebut tidak bisa dipecahkan dengan solusi pendekatan hukum atau instalasi program filter situs porno. ''Apalagi di Indonesia, hukumnya belum ada. Sedangkan untuk memfilter situs itu juga sulit karena jumlahnya sangat banyak.'' Menurutnya, cara paling efektif yang bisa dilakukan sekolah untuk mengajarkan dan memanfaatkan internet kepada anak didik tanpa memberikan ekses negatif, yaitu dengan memberikan tugas-tugas kreatif berbasis komputer kepada siswa. ''Sehingga siswa tidak liar dan macam-macam saat menggunakan internet.'' Namun, hal yang paling ampuh untuk membatasi keinginan anak mengakses situs porno, lanjut Romy, adalah dengan pendidikan akhlak yang mengintegrasi dalam kepribadian siswa. Bila hanya sekolah yang membatasi dan mengawasi penggunaan internet, kata dia, maka siswa yang bersangkutan akan mencari celah untuk membuka website porno dengan memanfaatkan jasa warung internet (warnet). ''Itulah mengapa warnet-warnet sekarang banyak dikunjungi anak sekolah. Mereka perlu diwaspadai karena jangan-jangan ke warnet hanya untuk mengintip situs perusak moral.'' Iwa Margahana, guru teknologi informasi SMP Negeri 1 Cimahi, Jawa Barat, mengakui, kendati internet memiliki peranan penting bagi kemajuan sekolah, namun dalam praktiknya teknologi yang mudah dikuasai anak-anak ini tidak dimanfaatkan sesuai tujuan semula. Masalah terjadi saat guru dan siswa sedang mempelajari internet, tiba-tiba di halaman situs yang sedang mereka buka, muncul situs-situs liar bergambar porno (spam). ''Kalau sudah begitu, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tak jarang cara paling ampuh untuk menangkal situs-situs liar tersebut komputer langsung kita matikan.'' Iwa melanjutkan, masih beruntung bila spam situs-situs porno muncul saat siswa membuka internet didampingi gurunya. ''Bisa dibayangkan kalau situs liar porno itu muncul saat siswa mengakses internet tanpa ada yang mendampingi,'' tandas Iwa. ade

*"Jangan Pernah setori Saya"*

Pikiran Rakyat, Edisi 10 Februari 2008*RABU (30/1) lalu, Kapolda Jabar Irjen Pol. Drs. Susno Duadji, S.H.,M.Sc., mengumpulkan seluruh perwira di Satuan Lalu Lintas mulaitingkat polres hingga polda. Para perwira Satlantas itu datang keMapolda Jabar sejak pagi karena diperintahkan demikian. Pertemuan itubaru dimulai pukul 16.00 WIB.Dalam rapat itu, kapolda hanya berbicara tidak lebih dari 10 menit.Meski dilontarkan dengan santai, tetapi isi perintahnya "galak" dan"menyentak".Saking "galaknya", anggota Satlantas harus ditanya dua kali tentangkesiapan mereka menjalani perintah tersebut.Isi perintah itu ialah tidak ada lagi pungli di Satlantas, baik di lapangan(tilang) maupun di kantor (pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan lainnya)."Tidak perlu ada lagi setoran-setoran. Tidak perlu ingin kaya. Darigaji sudah cukup. Kalau ingin kaya jangan jadi polisi, tetapipengusaha. Ingat, kita ini pelayan masyarakat. Bukan sebaliknya, malahingin dilayani," tutur pria kelahiran Pagaralam, Sumatera Selatan itu.Pada akhir acara, seluruh perwira Satlantas yang hadir, mulai daripangkat AKP hingga Kombespol, diminta menandatangani pakta kesepakatanbersama. Isi kesepakatan itu pada intinya ialah meningkatkan pelayanankepada masyarakat yang tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.Susno memberi waktu tujuh hari bagi anggotanya untuk berbenah,menyiapkan, dan membersihkan diri dari pungli. "Kalau minggu depanmasih ada yang nakal, saatnya main copot-copotan jabatan," kata suamidari Ny. Herawati itu.Pernyataan Susno itu menyiratkan, selama ini ada praktik pungli dilingkungan kepolisian. Hasil pungli, secara terorganisasi, mengalir kepimpinan teratas. Genderang perang melawan pungli yang ditabuh Susnotidak lepas dari perjalanan hidupnya sejak lahir hingga menjabat WakilKepala PPATK (Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan). PPATKadalah sebuah lembaga yang bekerja sama dengan KPK (KomisiPemberantasan Korupsi) menggiring para koruptor ke jeruji besi.Berikut petikan wawancara wartawan "PR" Satrya Graha dan Dedy Suhaeridengan pria yang telah berkeliling ke-90 negara lebih untuk belajarmenguak korupsi.Apa yang membuat Anda begitu antusias memberantas pungli atau korupsi?Saya anak ke-2 dari 8 bersaudara. Ayah saya, Pak Duadji, bekerjasebagai seorang supir. Ibu saya, Siti Amah pedagang kecil-kecilan.Terbayang ¢kan betapa sulitnya membiayai 8 anak dengan penghasilanyang pas-pasan. Oleh karena itu, saat lulus SMA saya memilih ke Akpolkarena gratis.Nah, waktu sekolah, kira-kira SMP, saya punya banyak teman. Beberapadi antaranya dari kalangan orang kaya, seperti anak pejabat.Sepertinya, enak sekali mereka ya, bisa beli ini-itu dari uang rakyat.Sejak itulah, terpatri di benak saya, ada yang tidak benar di negaraini dengan kemakmuran yang dimiliki oleh para pejabat. Maka, sayasangat bersyukur bisa berperan memberantas korupsi saat mengabdi diPPATK. Itulah tugas saya yang paling berkesan selama ini karena bisamenjebloskan menteri, mantan menteri, dan direktur BUMN, yang memakanuang rakyat. Ada kepuasan batin.Pengalaman di PPATK itukah yang membuat Anda menabuh genderang perangmelawan pungli saat masuk ke Polda Jabar ?Seperti itulah. Akan tetapi, harusnya diubah, bukan pungli. Kalaupungli, terkesan perbuatan itu ketercelaannya kecil. Yang benar adalahkorupsi.Pungli adalah korupsi. Mengapa korupsi yang saya usung? Karena sejakzaman Majapahit dulu, korupsi itu salah. Apalagi, jika aparat hukumyang korup.Bagaimana kita, sebagai aparat hukum, bisa memberantas korupsi kalaukitanya sendiri korupsi.Oleh karena itu, sebagai tahap awal, saya "bersihkan" dulu di dalam,baru membersihkan yang di luar. Bagaimana saya mau menangkap bupati,direktur, dan lain-lain kalau di dalamnya belum bersih dari korupsi.Kalau aparatnya korupsi, tamatlah republik ini.Tahap awalnya biasa saja. Umumkan, lalu periksa ke atasantertingginya, yaitu saya, selanjutnya keluarga saya. Setelah itupejabat-pejabat di Polda.Baru kemudian ke kapolwil, kapolres, dan seterusnya.Kenapa harus dimulai dari saya. Karena saya pimpinan tertinggi diPolda Jabar ini. Ingat, memberantas korupsi bukan dimulai dari polisiyang bertugas di jalan raya. Kalau di pemerintah, bukan dari tukangketik, atau petugas kecamatan yang melayani pembuatan akte kelahiran.Akan tetapi, dimulai dari pimpinan tertinggi di kantor itu.Artinya, saya sebagai pimpinan jangan korupsi. Bentuknya macam-macam,seperti mendapat setoran dari bawahan, setoran daripengusaha-pengusaha , mengambil jatah bensin bawahan, atau mengambilanggaran anggota saya. Oleh karena itu, saya tidak akan minta duitdari dirlantas, direskrim, atau kapolwil. Tidak juga mengambilanggaran mereka, atau uang bensin mereka.Jadi, kalau di provinsi, misalnya, ada korupsi, yang salah bukankaryawannya, tetapi gubernurnya. Memberantasnya bagaimana? Mudah saja.Tinggal copot saja orang tertinggi di instansi itu.Untuk program "bersih-bersih" itu, kira-kira Anda punya target sampai kapan?Secepatnya. Ya, dua-tiga bulan. Kalau tidak segera, bagaimana kitamenunjukkan kinerja kepada rakyat. Kita tidak perlu malu dan takutnama kita jatuh kalau bersih-bersih dari korupsi di dalam. Kita tidakakan jatuh merek dengan menangkap seorang kolonel polisi atau polisiberbintang yang korupsi.Kalau perlu, tulis gede-gede itu di koran.Dan, anggota saya yang ketahuan korupsi, akan saya pecat. Jika memangsaya harus kehabisan anggota saya di Polda Jabar karena semuanya sayapecat gara-gara korupsi, kenapa tidak. Apa yang harus ditakutkan.Saya yakin, rakyat pasti senang kalau polisi bebas dari korupsi.Polisi itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Saya justru merasalebih tidak terhormat kalau memimpin kesatuan yang anggotanya banyakkorupsi.Berbicara soal penanganan kasus korupsi. Betulkah mengusut kasuskorupsi bagaikan mengurai benang kusut. Pasalnya, para penyidiktipikor Polda Jabar mengaku kesulitan mengungkap kasus korupsi denganalasan perlu kajian yang mendalam atas bukti-bukti sehingga memakanwaktu lama?Hahaha.... (Susno tertawa lepas). Mengusut kasus korupsi itu jauhlebih mudah ketimbang mengusut kasus pencurian jemuran. Mengungkapkasus pencurian jemuran perlu polisi yang pintar karena banyakkemungkinan pelakunya, seperti orang yang iseng, orang yang lewat, danbeberapa kemungkinan lainnya.Kalau kasus korupsi, tidak perlu polisi yang pintar-pintar amat.Misal, uang anggaran sebuah dinas ada yang tidak sesuai. Tinggaldicari ke mana uangnya lari. Orang-orang yang terlibat juga mudahditebak. Korupsi itu paling melibatkan bosnya, bagian keuangan, kepalaprojek, dan rekanan. Itu saja.Jadi, kata siapa sulit? Sulit dari mananya. Tidak ada yang sulit dalammemberantas korupsi. Kuncinya hanya satu, kemauan yang kuat. Harusdiakui, itu (memberantas korupsi) memang susah karena korupsi itunikmat. Apalagi, saat memegang sebuah jabatan.Contohnya saja posisi kapolda. Siapa sih yang tidak mau jadi kapolda.Ibaratnya, tinggal batuk, apa yang kita inginkan langsung datang.Pertanyaannya, mau atau tidak terjerumus di dalamnya (korupsi). Kalausaya, jelas tidak. Itu hanya kenikmatan duniawi sesaat saja. Untuk apasih duit banyak-banyak hingga tidak habis tujuh turunan. Gaji sayasaja sekarang sudah besar. Mobil dikasih. Bensin gratis. Ada uangtunjangan ini-itu. Sudah lebih dari cukup. Anak-anak saya juga sudahkerja semua. Bahkan, gajinya lebih besar dari saya.Lalu, langkah apa yang akan Anda buat agar Polda Jabar giat mengungkapkasus korupsi?Seperti saya katakan tadi, bersih-bersih dulu di dalam. Jika sudahbersih di dalam, baru membersihkan di luar. Dan kasus korupsi akanmenjadi salah satu target kami. Kami akan genjot pengungkapan kasuskorupsi biar Jabar bergetar.Untuk itu, kami akan berkoordinasi dengan PPATK untuk mengusutkasus-kasus korupsi di Jabar yang melibatkan pejabat publik. PPATKpasti mau membantu asalkan anggota saya bersih dan bisa dipercaya.Kita juga bisa diberi kasus-kasus. Kalau tidak bersih dan tetap"bermain" bagaimana bisa dipercaya. Kalau orang sudah percaya samakita, maka banyak kasus yang masuk.Akan tetapi, bukan karena basic saya di korupsi sehingga korupsi digenjot.Kasus lainnya juga dikerjakan. Dan, untuk itu harus tertibadministrasi, salah satunya dengan membuat sistem pelaporan perkaraberbasis IT yang terintegrasi dari polsek hingga ke polda. Untuk apa?Agar kita tahu setiap ada perkara yang masuk.Jadi, alangkah bodohnya seorang kapolda jika tidak mengetahui jumlahperkara di jajarannya. Kalau jumlahnya saja tidak tahu, bagaimana tahuisi perkaranya. Dalam sistem pelaporan perkara tersebut, nantinya adaklasifikasi perkara. Perkara mana yang porsinya polda, polwil, polres,dan polsek. Untuk polda, misalnya kasus teror dan korupsi. Soal laporboleh di mana saja.Kita juga harus mempertanggungjawab kan hal itu ke pelapor denganmengirim surat kepada pelapor bahwa kasusnya ditangani oleh penyidikini, ini, dan ini. Kemajuannya dilaporkan secara berkala. Ini akanmenjadi standar penilaian untuk penyidik. Dan kapolda mengetahui semuaini karena sistemnya ada sehingga tidak pabaliut. Saya paling tidaksuka yang pabaliut-pabaliut.Mungkin, bagi sebagian orang, pabaliut itu enak karena sesuatu yangtidak tertib administrasi itu paling enak untuk diselewengkan. Benartidak?Langkah Anda memberantas pungli dan korupsi di tubuh Polda Jabarkemungkinan akan memberi efek pada pengungkapan kasus dengan alasananggaran yang minim.Menurut Anda?Kalau kita pandang minim, pasti minim terus. Kapan cukupnya. Kalauanggaran sudah habis, jangan dipaksakan memeras orang untuk menyidik.Mencari klien yang kehilangan barang di sini, memeras di tempat lain.Siapa yang suruh?Bilang saja sama rakyat, anggaran kita sudah habis untuk menyidik.Kita tidak perlu sok pahlawan.Perilaku memeras atau menerima setoran itu zaman jahiliah. Tidak perluada lagi anggota setor ke kasat lantas atau kasat serse, lalu kasatserse setor ke kapolres, dan kapolres setor ke kapolwil untuk melayanikapolda. Jangan pernah setori saya. Lingkaran setan itu saya putusagar tidak ada lagi sistem setoran.Bukan zamannya lagi seorang kapolsek, kapolres atau kapolwil banggakarena mampu membangun kantornya dengan megah. Dari mana duitnya kalaubukan dari setoran orang-orang yang takut ditangkap, seperti pengusahajudi, dan penyelundupan. Tidak mungkin dari gaji, wong gajinya hanyaRp 5-6 juta.Menurut saya, anggota yang melakukan itu hanya satu alasannya, ingin kaya.Kalau ingin kaya, jangan jadi polisi, tetapi jadilah pengusaha.Sikap Anda tersebut kemungkinan memunculkan pro dan kontra dilingkungan kepolisian?Lho, kenapa harus jadi pro dan kontra. Peraturannya sudah jelas manayang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Korupsi jelas-jelasdilarang dan ancamannya bisa dipecat. Jadi, tidak perlu diperdebatkan.Titik.Bagi saya, siapa yang menjadi pemimpin harus mau mengorbankankenikmatan dan kepuasan semu. Nikmat dengan pelayanan, dengansanjungan, serta nikmat dengan pujian palsu. Malu dong bintang duajalan petantang-petenteng , tetapi anak buah yang dipimpinnya korupsidan memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar. Malu juga dongkita lewat seenaknya pakai nguing-nguing(pengawalan) , sementara rakyat macet. Itu juga korupsi.Polisi yang korup sama saja dengan melacurkan diri. Jadi, kalau sayakorup dengan menerima setoran-setoran tidak jelas, apa bedanya sayadengan pelacur. *** Sumber : <http://www.pikiran- /> http://www.pikiran-<http://rakyat. com/> rakyat.com/